Update Evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ8501

Update Evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ8501 , upaya TIM SAR memasuki Minggu ke-3 Evakuasi dan pencarian korban AirAsia.  Selasa...

Update Evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ8501, upaya TIM SAR memasuki Minggu ke-3 Evakuasi dan pencarian korban AirAsia. 

Selasa, 13 Januari 2015
12.55: Serpihan pesawat dan barang-barang korban AirAsia QZ8501 bernomor registrasi PK-AXC yang jatuh di perairan Laut Jawa yang ditemukan oleh MV Swift Rescue, diserahkan ke Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Barang-barang yang diserahkan berupa; Frame jendela tiga piece, tiga buah bag, satu buah rescue kids, satu yellow life vest.
12.52 WIB: Badan SAR Nasional (Basarnas) melaporkan selama 17 hari pelaksanaan operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 telah menghabiskan 3,5 juta liter bahan bakar. Bahan bakar ini berasal dari pembelian oleh Basarnas sendiri dan bantuan dari berbagai pihak.

12.49 WIB: Jenazah Susandhini Liman, korban pesawat AirAsia QZ8501 asal Kota Malang, Jawa Timur, menjalani kremasi di Krematorium Sentong, Baru, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (13/01). Susandhini menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ8501 bersama suaminya, Eko Widjaja dan tiga anaknya, Marilyn Widjaja, Alferd Widjaja, serta Wiliam Widjaja.

12.29 WIB: Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan, pihaknya telah menemukan titik di mana keberadaan badan pesawat AirAsia QZ8501. Lokasi persisnya berjarak 1,7 mil dari titik ditemukannya ekor pesawat.

Di badan pesawat, diperkirakan ada 50 persen jenazah yang terperangkap.

12.25 WIB: Komisi V DPR berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) terkait tragedi kecelakaan AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata. Pembentukan Pansus dirasa penting lantaran melihat berbagai masalah yang ada di industri penerbangan saat ini.

11.57 WIB: Badan SAR Nasional (Basarnas) sedang mempertimbangkan untuk menghentikan operasi pencarian korban AirAsia di perairan Selat Karimata yang hari ini sudah memasuki hari ke-17. Ada dua opsi yang akan ditawarkan pihak Basarnas kepada keluarga korban.

11.25 WIB: Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berharap Cockpit Voice Recorder (CVR) di dasar laut juga bisa diangkat dalam waktu dekat ini. "Saya targetkan, dalam waktu satu sampai dua hari ini CVR dapat diangkat," kata Moeldoko usai menjadi pemimpin upacara Gelar Operasi Penegakan Ketertiban dan Yustisi TNI (Operasi Gaktib), di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/1).

11.17 WIB: Tim SAR gabungan telah berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia dan menemukan Flight Data Recorder (FDR) black box QZ8501. Kini, fokus pencarian tim gabungan adalah menemukan badan utama pesawat nahas itu. Sebab, diduga masih ada sekitar 60 jenazah yang terperangkap di dalamnya.

11.08 WIB: Hari ini, Komisi V DPR-RI menggelar rapat dengan pemerintah terkait peristiwa jatuhnya AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, 28 Desember lalu. Sayang, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan batal hadir.

10.29 WIB: Pencarian pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang dilakukan Basarnas menjadi momentum yang membanggakan, yang telah ditunjukkan oleh Basarnas, dengan menunjukkan kredibilitasnya sebagai SAR andal. Layak dan perlu mendapat penghargaan sebagai bukti bahwa kita anak-anak bangsa yang kredibel.

10.04 WIB: Cockpit Voice Recorder (CVR) dikabarkan sudah berhasil diangkat. Dugaan ini mencuat setelah kedatangan Jonan ke Lanud Iskandar. Dikabarkan pula Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan kembali datang untuk membawa CVR, seperti yang dilakukannya kemarin saat membawa FDR black box dari KRI Banda Aceh ke Lanud Iskandar dan membawanya ke Jakarta.

08.03 WIB: Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak perlu ikut terjun langsung dalam proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di sekitar perairan Selat Karimata. Menurutnya, tugas itu sudah diemban oleh Basarnas dan tim gabungan lain yang menangani proses evakuasi tersebut.

07.02 WIB: Kotak hitam yang diangkat Selasa (13/1) pagi secara umum terbagi dalam dua bagian, yakni flight data recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan, dan cockpit voice recorder (CVR), atau perekaman suara kokpit. Secara umum, keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan agar seluruh penyebab kecelakaan bisa teranalisa.

05.06 WIB: Kotak hitam, atau dikenal dengan black box dari pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat dari dasar laut. Kotak hitam yang baru diangkat tersebut berupa perekam data penerbangan, atau disebut dengan FDR (Flight Data Recorder). Alat ini diangkat sekitar pukul 07.15 WIB, dan dibawa ke Jakarta untuk diunduh isinya oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Senin, 12 Januari 2015
11.45 WIB: Saat membuka sidang paripurna, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto mengajak anggota dewan berdoa bersama untuk korban pesawat AirAsia QZ8501 dan longsor di Banjarnegara. Sidang ini merupakan yang pertama digelar setelah satu bulan reses dengan agenda pembukaan masa sidang II tahun sidang 2014-2015.

Sidang paripurna ini dihadiri 303 anggota. Di antaranya PDIP 65 anggota, Partai Golkar 50 anggota, Gerindra 43 anggota, Demokrat 47 anggota, PAN 22 anggota, PKB 18 anggota, PKS 14 anggota, PPP 19 anggota, NasDem 23 anggota, dan Hanura 12 anggota.

11.24 WIB: Panglima TNI Jenderal Moeldoko kembali menyambangi Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Kedatangannya kali ini karena sudah mendengar black box pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan. Petugas Lanud Iskandar telah mempersiapkan ruang konferensi pers untuk jenderal bintang empat tersebut. Moeldoko akan datang bersama KSAL Laksdya Ade Supandi, KSAU Marsekal IB Putu Dunia, dan Kepala BAIS Mayjen M Erwin Safitri.

11.05 WIB: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan keberadaan Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box AirAsia QZ8501 ditemukan di bawah puing-puing sayap pesawat. Dia menjelaskan, black box atau kotak hitam sebuah pesawat terdiri dari dua hal yaitu FDR dan CVR (Cockpit Voice Recorder).

Kendati bagian dari black box itu telah ditemukan, namun pihaknya tetap fokus pada pencarian korban dan evakuasi. Oleh karenanya menurut Soelistyo, tim operasi gabungan akan tetap fokus mencari korban di sejumlah area operasi.
10.47 WIB: Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi menduga pesawat AirAsia QZ8501 meledak sebelum jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah. Dugaan ini merujuk pada pengakuan nelayan yang sempat mendengar suara ledakan saat AirAsia hilang kontak.

"Ini tanda tanya. Kalau dia meledak berarti banyak (jenazah) yang sudah berkeping-keping. Ini semua nanti kita buktikan, tapi kalau lihat sisi kiri pesawat yang hancur, ini sudah kena pressure. Jadi jenazah ada yang berkeping-keping," kata Supriyadi.

10.27 WIB: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan bagian dari black box milik pesawat AirAsia QZ8501 telah diangkat oleh pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Bagian black box yang bernama Flight Data Recorder (FDR) itu diangkat pukul 07.11 WIB hari ini, (12/1). Pengangkatan bagian pesawat yang selama ini dicari itu, dilakukan oleh satuan penyelam TNI Angkatan Laut.

Minggu, 11 Januari 2015
20.28 WIB: Ekor pesawat AirAsia gagal dipindahkan ke truk kontainer untuk dibawa ke gudang penyimpanan serpihan pesawat nahas itu. Gudang tersebut berjarak sekitar 10 meter dari dermaga.

Penyebab gagalnya dipindahkan ke truk kontainer karena kapasitas bak kontainer tidak mampu menampung besarnya ukuran ekor yang ditemukan sejak tiga hari lalu itu. Untuk sementara ekor ditaruh di dermaga Pelabuhan Kumai.

20.24 WIB: Di pencarian hari ke-15, Tim SAR berhasil menemukan kotak hitam atau black box milik AirAsia QZ8501. Adalah Tim Penyelam TNI AL di KN Jadayat yang sukses menemukan alat perekam semua komunikasi pesawat nahas yang jatuh di Perairan Karimata tersebut.

Koordinator Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono, menjelaskan black box ditemukan pada posisi 03.37.21 S / 109.42.42 E dengan kedalaman sekitar 30 sampai dengan 32 meter. Namun, karena keterbatasan waktu, maka diputuskan proses pengambilan black box akan dilaksanakan besok pagi hari dengan menggeser perlahan-lahan serpihan badan pesawat tersebut.

19.54 WIB: Ekor pesawat AirAsia QZ8501 tiba di Pelabuhan Kumai, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, sekitar pukul 16.20 WIB. Setelah tiba, kapal Crest Onyx yang membawa ekor QZ8501 itu rencananya akan ditarik menggunakan crane dari KN Arcturus untuk dipindahkan truk kontainer.

Namun, setelah tiga jam, proses pemindahan ekor QZ8501 ke gudang masih belum dilakukan. Tim gabungan yang bertugas masih tampak melakukan briefing agar proses pemindahan berjalan lancar. Proses pemindahan berjalan alot akibat hujan deras. Warga sekitar yang tadinya antusias berdiri di dermaga untuk menyaksikan proses pemindahan, tampak lari ke Posko Polri yang jaraknya dekat dari dermaga untuk berteduh.

19.12 WIB: Sinyal keberadaan black box pesawat AirAsia QZ8501 terdeteksi kuat di tiga kapal yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan ekor pesawat. Tiga kapal yang berhasil menemukan sinyal black box pesawat AirAsia, yakni kapal Baruna Jaya, Java Interior dan Kapal GeoSurvey. Sebab itu, tim penyelam kembali dikerahkan.

Namun, setelah melakukan penyelaman selama 12 jam keberadaan black box masih belum ditemukan. "Jam 12.00 masih menyelam tapi tidak ada hasil. Alat dapat menerima sinyal ping, tapi penyelam nggak dapat (black box)," kata Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1).

18.51 WIB: Jenazah suami-istri warga Negara Korea Selatan (Korsel), yang turut menjadi korban AirAsia QZ 8501, terpaksa diinapkan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk menunggu koordinasi pihak keluarga dan kedutaan besar. Hal ini juga untuk menunggu bayinya yang masih berusia satu tahun ditemukan oleh Tim SAR.

Kedua jenazah suami-istri warga Korsel itu adalah jenazah berlabel B047, Kyung Hwa Lee (34) dan B048, Seong Beom Park (37). Keduanya baru selesai diidentifikasi hari ini, Minggu (11/1). Pada jenazah Kyung Hwa Lee sendiri, melekat bra khusus ibu menyusui, sedangkan suaminya, Seong Bbeom Park masih mengenakan gendongan bayi.

18.29 WIB: Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo mendampingi para ilmuwan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis temuan sinyal Ping Emergency locator transmitter (ELT) yang dipancarkan AirAsia QZ8501. Indroyono berpesan agar masyarakat juga melihat perjuangan para ilmuwan BPPT yang sejak jatuhnya AirAsia sampai sekarang masih berada di tengah laut.

Dia pun meyakini bahwa sinyal ketiga Ping Emergency locator transmitter (ELT) yang diterima kapal Baruna Jaya I dan Java Emperia akan menemukan Blackbox yang hilang. Keyakinan Indroyono bertambah karena sebelumnya BPPT pernah melakukan hal yang serupa.

18.08 WIB: Tiga jenazah korban AirAsia QZ8501 kembali teridentifikasi, Minggu (11/1). Dua di antaranya suami-istri warga Negara Korea Selatan (Korsel). Keduanya mengenakan tambalan gigi emas. Selain sama-sama mengenakan tambalan gigi emas, kedua WNA Korsel tersebut juga mengenakan bra khusus ibu menyusui dan gendongan bayi. Kedua jenazah ini berlabel B047 dan B048.

17.08 WIB: Ekor pesawat AirAsia QZ8501 akhirnya tiba di Pelabuhan Kumai, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Ekor QZ8501 yang dibawa oleh kapal Crest Onyx itu tiba sekitar pukul 16.20 WIB. Setibanya di Pelabuhan Kumai, kapal milik SKK Migas itu langsung merapat ke KN Arcturus yang sudah bersandar di dermaga pelabuhan. Nantinya, ekor tersebut dipindahkan menggunakan crane KN Arcturus untuk ditaruh di truk container.

Setelah berhasil sampai di dermaga, ekor pesawat nahas itu akan langsung dibawa tim Basarnas untuk disimpan di gudang penyimpanan serpihan pesawat AirAsia. Gudang tersebut hanya berjarak sekitar 10 meter dari Dermaga. Namun, karena beban ekor tersebut sampai berton-ton, proses pemindahan ke gudang harus menggunakan truk kontainer.

15.02 WIB: Dua hari terakhir Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) fokus mencari dua buah black box pesawat Air Asia QZ 8501. Setelah dua kali gagal, kali ini tim pencari kembali menangkap sinyal Ping lainnya. Sinyal ini diduga dipancarkan dua buah black box AirAsia.

Setelah dilakukan verifikasi beberapa kali dan diindikasikan positif, BPPT lantas melaporkannya kepada Basarnas dan KNKT. Kemudian ditindaklanjuti dengan penyelaman sekitar pukul 10.00 WIB tadi. Penyelaman pun dilakukan pada titik 3 derajat, 37 menit 20,7 detik, Lintang Selatan Logder 42 menit 43 detik Bujur Timur.

14.12 WIB: Kapal Baruna Jaya milik BPPT mendengar jelas suara ping dari black box pesawat AirAsia QZ8501. Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan, dari hasil scan detector dan sinyal pinger kemungkinan black box ada di sekitar main body pesawat.

Tim penyelam yang berada di KN Pacitan segera merapat ke kapal Baruna Jaya untuk memastikan hal tersebut. Karena diduga masih banyak jenazah korban AirAsia QZ8501 yang masih terperangkap di dalam badan pesawat.

Pukul 13.00 WIB: Kapal Baruna Jaya berhasil menangkap sinyal diduga berasal dari black box pesawat AirAsia QZ8501. Asal sinyal tersebut berada di kawasan Selat Karimata

Pukul 12.00 WIB: Sinyal keberadaan black box pesawat AirAsia QZ8501 terdeteksi kuat di tiga kapal yang berada tidak jauh dari lokasi ditemukannya ekor pesawat.

Pukul 11.00 WIB: Kondisi cuaca di lokasi operasi pencarian korban dan kotak hitam pesawat Air Asia QZ 8501 di perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), cukup kondusif.

19.07 WIB: Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengutarakan apresiasinya kepada tim SAR gabungan, yang berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Teluk karimata, Kalimantan Tengah. Apresiasinya itu dia buktikan dengan menaikkan pangkat seluruh tim SAR gabungan yang berhasil mengangkat dan mengevakuasi ekor QZ8501.

16.05 WIB: Ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang berada di kedalaman 35 meter Selat Karimata, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah berhasil diangkat ke permukaan. Kini, ekor tersebut masih diupayakan ditarik ke kapal Crest Onyx yang jaraknya sekitar 500 meter dari KRI Banda Aceh.

Sabtu (10/1)

16.10 WIB: Basarnas pada operasi pencarian hari ke-13 ini akan memfokuskan operasi pada proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia menggunakan gabungan dua metode. Pengangkatan ekor tersebut akan menggunakan kombinasi dua metode, yakni floating balloon digabungkan dengan crane agar ekor tidak rusak. Black box kemungkinan besar masih berada di dalam ekor pesawat.

13.30 WIB: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan dua jenazah kembali ditemukan di dasar laut dengan posisi duduk di kursi pesawat AirAsia Q8501. Dua jenazah yang masih mengenakan sabuk pengaman itu ditemukan kapal GeoSurvei dan tim penyelam.

11.05 WIB: Dua jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan kemarin oleh KN Pacitan dan KD Kasturi Malaysia telah tiba di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1). Kedua jenazah tersebut dibawa oleh Helikopter Dauphin milik Basarnas.

Jumat (9/1)

22.10 WIB: Dua jenazah korban AirAsia QZ8501 telah diautopsi untuk kepentingan penyidikan. Jenazah-jenazah tersebut diambil sebagai sample untuk mendukung pengungkapan penyebab jatuhnya pesawat berpenumpang 162 orang itu.

21.01WIB: Dua jenazah laki-laki dan perempuan yang menjadi korban tragedi AirAsia QZ8501 tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Jalan A Yani, Surabaya, Kamis (8/1), sekitar pukul 18.30 WIB. Dengan tambahan dua jenazah ini, total jenazah yang ada di ruang identifikasi dan autopsi RS Bhayangkara ada 41 jenazah.

19.10 WIB: Terkait klaim asuransi yang menjadi hak keluarga korban tragedi AirAsia QZ8501, Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini mengaku sangat berhati-hati. Karena dana tersebut harus benar-benar diterima oleh yang berhak, bukan jatuh pada keluarga yang bukan hak waris.

18.45 WIB: Tim SAR kembali menemukan jenazah penumpang AirAsia QZ8501. Jenazah ditemukan tim SAR dari KN Pacitan & KD Kasturi temukan jenazah, total sudah 43.

Kamis (8/1)

22.10: Penyelam sempat mendengar bunyi pinger yang menempel di black box AirAsia QZ8501.

Bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 diduga menancap di dalam lumpur.

15.08 WIB: Kondisi reruntuhan yang diyakini sebagai ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa, Rabu (7/1). Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ini ditemukan oleh Tim SAR yang menyelami perairan di sektor tiga pencarian yang lokasinya cukup jauh dari titik lost contact.

14.51 WIB: Komandan Lanud Iskandar Letkol Jhonson Simatupang mendapatkan informasi bahwa akan datang tiga menteri ke Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimantan Tengah. Di hari kesebelas ini, mereka akan memonitor proses pencarian dan evakuasi jenazah penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501.

14.50 WIB: Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Bambang Soelistyo mengatakan tim Basarnas belum akan melakukan pengangkatan terhadap bagian ekor pesawat Air Asia QZ8501 yang telah ditemukan pagi tadi. Menurutnya, fokus tim adalah mencari jenazah di titik tempat ditemukannya ekor pesawat itu.

14.26 WIB: Anggota DPR Fraksi Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, ada tumpang tindih dalam birokrasi pemerintah dalam menangani kasus AirAsia. Dia melihat semua instansi dan kementerian berlomba-lomba mencari muka atas kasus jatuhnya pesawat AirAsia.

12.52 WIB: Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan keberadaan alutsista sangat penting dalam menggelar operasi non-militer, terutama bencana dan kecelakaan. Atas alasan itu, dia ingin berupaya melakukan pendekatan kepada Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

12.44 WIB: Memasuki hari kesebelas, Tim SAR gabungan terus berupaya melakukan pencarian jenazah penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501 dengan segala cara. Pencarian dilakukan lewat udara, permukaan laut sampai ke bawah laut.

Direktur Operasional Basarnas Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Marsekal Pertama SB Supriadi menyatakan, pencarian melalui udara difokuskan untuk mengidentifikasi lokasi adanya jenazah atau puing pesawat. Kemudian informasi itu akan diteruskan ke kapal-kapal Tim SAR gabungan guna ditindaklanjuti.

12.36 WIB: Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Bambang Soelistyo memastikan pada pencarian hari ke-11 telah menemukan satu jenazah baru penumpang Air Asia QZ8501. Bahkan Tim SAR gabungan sudah menemukan bagian ekor pesawat.

12.17 WIB: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif batas bawah untuk tiket penerbangan hingga 40 persen dari batas atas. Dengan begitu tidak ada lagi penawaran tiket terlalu murah kepada calon penumpang.

12.17 WIB: Pilot helikopter Super Puma TNI AU Kapten Penerbang Indra Lessy menyatakan cuaca sering berubah-ubah sehingga pencarian maupun pengevakuasian korban pesawat AirAsia QZ8501 membutuhkan konsentrasi serta kewaspadaan yang tinggi.

Selain mencari, pria yang telah tujuh tahun menjadi pilot TNI AU ini juga bertugas mengirim personel Badan SAR nasional (Basarnas) maupun hal-hal yang dibutuhkan kapal Indonesia serta negara sahabat.

10.39 WIB: Hari ke-11, dua jenazah kembali dikirim ke Surabaya dari Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimantan Tengah. Kedua jenazah merupakan hasil temuan oleh KD Kasturi milik Malaysia dan Kapal Onami Jepang.

09.29 WIB: Tugas berat diemban tim Search and Rescue (SAR) gabungan, yang terdiri dari ribuan relawan, militer hingga ahli-ahli penerbangan. Berbagai misi mereka jalankan, demi menemukan jenazah, badan pesawat AirAsia, hingga penyebab kecelakaan.

Tak sedikit pula yang mencecar mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Padahal, rintangan yang dihadapi cukup berat, mulai dari cuaca yang buruk, gelombang tinggi, hingga arus bawah laut yang sangat deras. Jika dipaksakan, bukan tidak mungkin nyawa mereka hilang.

09.19 WIB: Hingga hari kesepuluh pencarian AirAsia QZ8510, tim SAR gabungan masih belum menemukan seluruh penumpang, badan pesawat dan black box. Padahal segala kekuatan dikerahkan termasuk bantuan dari negara sahabat yang pakai kapal atau pesawat berteknologi canggih.

09.12 WIB: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di lokasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Teluk Kumai Pangkalanbun pagi ini cukup kondusif. Situasi ini diharapkan bisa makin mempermudah Tim SAR gabungan menyelesaikan pencarian puing pesawat dan korban AirAsia.

08.36 WIB: Akhirnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menonaktifkan tujuh pejabat negara terkait pesawat AirAsia QZ8501 yang disebut-sebut terbang ilegal pada Minggu (28/12). Ini adalah pejabat pertama yang mendapatkan 'hukuman' Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat dia jadi menteri.

07.00 WIB: Chief Executive Officer (CEO) AirAsia, Tony Fernandes telah mengungkapkan kesediaannya untuk memberikan ganti rugi bagi keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Soal pemberian asuransi, Tony akan mengikuti peraturan yang diterapkan pemerintah di Indonesia. Apabila pemerintah meminta saat ini juga memberikan biaya ganti rugi, Tony mengaku akan sesegera mungkin memberikannya.

05.07 WIB: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di area pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di hari kesebelas, Rabu (7/1) berpotensi hujan. Intensitas hujan ringan hingga sedang itu kemungkinan akan terus terjadi pada pagi hingga siang hari di sekitar Selat Karimata, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

00.06 WIB: Ketua Yayasan Pendidikan Khadijah Surabaya, Khofifah Indar Parawansa, mengusulkan nama korban pesawat AirAsia QZ8501 Naura Kanita Rosada Suseno, menjadi nama perpustakaan di Sekolah Dasar Khadijah Wonokromo. Usulan itu menurut Khofifah karena Naura pernah menjadi murid di sekolahan tersebut.

Sumber berita: www.merdeka.com

Related

Info 8140540525576050409

Posting Komentar

emo-but-icon

Post terbaru

Hotel

Cari Hotel murah sesuai kebutuhan anda, sekali Klik perbandingan semua data harga hotel termurah dapat anda pilih cepat dan mudah.
Anda akan temukan Nama Hotel, Alamat Hotel dan harga hotel termurah sesuai kota tujuan anda. Data Harga Hotel Murah, fasilitas dan lokasi tersedia untuk hotel nasional maupun hotel internasional.
Bandingkan murahnya harga hotel dan dapatkan komisinya, Harga hotel ditampilkan dari yang termurah atau sebaliknya.

Cek kode Booking


Nomor Rekening OCBC NISP 
A/C No 
1305-270-6000-62719 
a/n 
PT. Medussa Multi Business Center Tour and Travel
item